Minggu, 26 Agustus 2012

Manusia 140 Karakter

Beberapa hari yang lalu, saya sedang asik bertwitter ria. Tiba-tiba salah satu dari teman berceloteh. Apa sih enaknya pakai twitter, sudah dibatasi 140 karakter lagi. Mendingan pakai jejaring sosialnya Mark Zuckenberg. Kebebasan status facebook bisa sampai memuat lirik lagu, cerpen, surat cinta, bahkan tulisan 1 bukupun dapat dimasukkan di status facebook. Eh, emang sampai segitunya ga ya...


Okeh... okeh fine...!!! Saya ga mau jelaskan mana yang lebih baik antara twitter dan facebook. Sudah banyak yang membahas mengenai 2 jejaring sosial yang sedang digandrungi jutaan umat manusia tersebut.  Itupun saya juga sudah sempat membahas sedikit mengenai kelebihan twitter dibandingkan dengan facebook DISINI

Tweeps, pada mulanya, saya juga bertanya-tanya mengapa Jack Dorsey (Pendiri twitter) hanya membatasi tweet sebanyak 140 karakter. Jadi kalaupun kita galau, tweet galau kita dibatasi 140 karakter.  Apa-apaan ini!! Hehehe...

Secara sadar ataupun tidak, dengan batasan karakter yang ada, twitter “memaksa” kita untuk mengemukakan sesuatu secara jelas, singkat, padat, efisien  sehingga mudah dimengerti. Pengguna mikroblogging twitter dituntut memutar otak agar pesan yang singkat tersebut mampu ditangkap dengan baik oleh pembaca/follower. Dalam kehidupan sehari-hari pun sering dijumpai orang yang bicaranya kalau diketik bisa sampai 1 halaman penuh padahal kalau ditarik benang merah, dapat diringkas dengan 3, 4 atau 5 kata. 

Sedikit kita gali lebih dalam, dengan keterbatasan maka terdapat peluang untuk memunculkan potensi dalam diri manusia. Dengan keterbatasan, maka akan senantiasa muncul ide2 yang mungkin tidak hanya berguna untuk diri sendiri tetapi juga orang lain. Seperti filosofis akar. Tentunya akar memiliki keterbatasan ruang gerak yang tak sebebas ranting dan daun. Ruang gerak akar terbatas karena berada dalam partikel tanah. Namun dengan keterbatasannya akar selalu berusaha menembus partikel tanah maupun partikel lainnya untuk mendapatkan air. Air inilah yang berguna untuk nutrisi tumbuhan secara keseluruhan. 

Dalam dunia kerja, sering kita dengar kata deadline. Deadline dalam pengertian sederhana adalah batas waktu. Tugas atau pekerjaan harus selesai sesuai dengan deadline. Sering kita pusing dibuatnya tetapi bila kita selami lebih jauh, dengan keterbatasan waktu maka tugas atau pekerjaan akan lebih terencana, terstruktur, fokus dan sistematis. Seperti juga saat ujian sekolah/kuliah/tes-tes lainnya juga dibatasi oleh waktu. Tujuan dari batasan tersebut tentunya untuk melihat kemampuan dan keterampilan peserta ujian dalam menyelesaikan masalah. 

Begitulah sekiranya hikmah di balik keterbatasan. Jadilah “manusia 140 karakter” dalam arti jadikanlah  keterbatasan sebagai “alat” untuk menjadi pribadi yang lebih baik karena dengan keterbatasan maka peluang, potensi, kemampuan dan intelektual seseorang dapat tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. 

“ Merdeka itu kebebasan, tetapi tetap harus ada batasan/limit. Sebab tanpa limit, kebebasan hanya akan melahirkan kefanaan”.

Follow Me on Twitter : @harend26