Beberapa hari yang lalu, saya
sedang asik bertwitter ria. Tiba-tiba salah satu dari teman berceloteh. Apa sih
enaknya pakai twitter, sudah dibatasi 140 karakter lagi. Mendingan pakai
jejaring sosialnya Mark Zuckenberg. Kebebasan status facebook bisa sampai
memuat lirik lagu, cerpen, surat cinta, bahkan tulisan 1 bukupun dapat
dimasukkan di status facebook. Eh, emang sampai segitunya ga ya...
Okeh... okeh fine...!!! Saya ga
mau jelaskan mana yang lebih baik antara twitter dan facebook. Sudah banyak
yang membahas mengenai 2 jejaring sosial yang sedang digandrungi jutaan umat
manusia tersebut. Itupun saya juga sudah
sempat membahas sedikit mengenai kelebihan twitter dibandingkan dengan facebook DISINI
Tweeps, pada mulanya, saya juga
bertanya-tanya mengapa Jack Dorsey (Pendiri twitter) hanya membatasi tweet
sebanyak 140 karakter. Jadi kalaupun kita galau, tweet galau kita dibatasi 140
karakter. Apa-apaan ini!! Hehehe...
Secara sadar ataupun tidak, dengan
batasan karakter yang ada, twitter “memaksa” kita untuk mengemukakan sesuatu
secara jelas, singkat, padat, efisien
sehingga mudah dimengerti. Pengguna mikroblogging twitter dituntut
memutar otak agar pesan yang singkat tersebut mampu ditangkap dengan baik oleh
pembaca/follower. Dalam kehidupan sehari-hari pun sering dijumpai orang yang
bicaranya kalau diketik bisa sampai 1 halaman penuh padahal kalau ditarik
benang merah, dapat diringkas dengan 3, 4 atau 5 kata.
Sedikit kita gali lebih dalam,
dengan keterbatasan maka terdapat peluang untuk memunculkan potensi dalam diri
manusia. Dengan keterbatasan, maka akan senantiasa muncul ide2 yang mungkin
tidak hanya berguna untuk diri sendiri tetapi juga orang lain. Seperti
filosofis akar. Tentunya akar memiliki keterbatasan ruang gerak yang tak sebebas
ranting dan daun. Ruang gerak akar terbatas karena berada dalam partikel tanah.
Namun dengan keterbatasannya akar selalu berusaha menembus partikel tanah
maupun partikel lainnya untuk mendapatkan air. Air inilah yang berguna untuk
nutrisi tumbuhan secara keseluruhan.
Dalam dunia kerja, sering kita
dengar kata deadline. Deadline dalam pengertian sederhana adalah batas waktu.
Tugas atau pekerjaan harus selesai sesuai dengan deadline. Sering kita pusing
dibuatnya tetapi bila kita selami lebih jauh, dengan keterbatasan waktu maka
tugas atau pekerjaan akan lebih terencana, terstruktur, fokus dan sistematis.
Seperti juga saat ujian sekolah/kuliah/tes-tes lainnya juga dibatasi oleh
waktu. Tujuan dari batasan tersebut tentunya untuk melihat kemampuan dan keterampilan
peserta ujian dalam menyelesaikan masalah.
Begitulah sekiranya hikmah di
balik keterbatasan. Jadilah “manusia 140 karakter” dalam arti jadikanlah keterbatasan sebagai “alat” untuk menjadi
pribadi yang lebih baik karena dengan keterbatasan maka peluang, potensi,
kemampuan dan intelektual seseorang dapat tumbuh dan berkembang dengan
sendirinya.
“ Merdeka itu
kebebasan, tetapi tetap harus ada batasan/limit. Sebab tanpa limit, kebebasan
hanya akan melahirkan kefanaan”.
Follow Me on Twitter : @harend26