Apa yang anda dengar ketika pertama kali mendengar "Rencana Besar". Rencana yang bombamtis, spektakuler, atau visioner. Nah, belum lama ini saya telah menuntaskan buku "Rencana Besar" - nya Tsugaeda.. Ah siapa Tsugaeda.. Orang Jepangkah? Ternyata Tsugaeda merupakan nama pena penulis novel Thriller Indonesia..
Oke.. Disini saya takkan melakukan resensi atas novel yang menurut saya layak mendapatkan 4 bintang. *TumbsUp. Pertama-tama saya tertarik melahap novel ini karena ketertarikan saya akan dunia Perbankan di Indonesia. Yups... Novel ini memiliki latar belakang perbankan beserta seluk beluk permasalahannya.
Dan... kebetulan istri ane saat ini bekerja di dunia perbankan dengan keluh kesahnya yang ditumpahkan setiap malam..
Dulu... saat baru saja wisuda. Terbesit di pikiran bisa bekerja di bank dengan kantor mentereng, ruang kerja ber-AC, serta gaji yang tinggi yang tentu saja membuat prestige yang baik bagi calon mertua. Hehehe... Tapi sudahlah.. Itu hanya masa lalu karena saya kerja di bidang yang lain..
*Curhat dikit gapapa ya*
Oke sudah dulu curhatnya. Here We Go... *sambil masang ikat kepala*
Ada hal yang menarik perhatian saya ketika selesai membaca novel keren tersebut selain tentang perbankannya....
Di dunia ini segala sesuatunya connected alias terhubung dan bisa dihubung-hubungkan antara satu komponen dengan komponen yang lain dan membentuk sebuah sistem. (Everything is connected). Jika segala komponen-komponen tersebut bekerja sesuai dengan tujuan besarnya maka akan membuat sistem menjadi semakin kuat. Dalam sebuah sistem yang sangat kuat, akan sulit bagi siapapun untuk mengubah sistem tersebut.
***
Nah apa hubungannya dengan novel "Rencana Besar" nya Tsugaeda?
Saya baru sadar untuk mengubah suatu sistem dibutuhkan 3 buah kelompok karakter .
Pertama, penghancur/pendobrak/penentang :
Di dalam novel "Rencana Besar". Seorang pembangkang membentuk sebuah serikat pekerja yang menuntut keadilan dan mengubah sistem yang bobrok. Kelompok ini cenderung militan, garis keras, dan siap dipecat jika benar-benar membuat gusar pimpinan sistem tersebut. Biasanya seorang yang suka demo cocok untuk memimpin karakter ini. Satu hal yang perlu digaris bawahi adalah pemimpin karakter penghancur harus memiliki kontrol emosi dan tindakan yang mumpuni untuk menggiring dan mengendalikan massa. Jika pemimpin tidak mumpuni dalam hal ini, maka yang terjadi adalah terjadinya kerusuhan yang hanya akan menambah masalah yang ada.
Kedua, pembangun/loyalis
Karakter kedua adalah seorang pembangun/loyalis. Karakter ini adalah lawan dari karakter pertama. Biasanya seorang yang memiliki karakter ini adalah pegawai berprestasi/teladan dan disukai pemimpin perusahaan yang pro terhadap sistem yang ada tetapi diam-diam menggiring massa untuk merongrong sistem dari dalam. Seorang pembangun juga harus expert dalam merebut hati teman-temannya. Oleh karena itu dibutuhkan kecakapan komunikasi yang baik dan penampilan menarik menjadi nilai plus. Hehehe
Ketiga, pemikir
Karakter terakhir adalah seorang yang bekerja di "atas meja". Biasanya penyusun strategi dan pengacak-acak sistem dari dalam. Karakter ini harus memiliki intelektual yang tinggi. Harus pandai membaca situasi, menentukan momentum yang pas untuk menyerang sistem yang bobrok. Seorang pemikir harus menjadi penengah dari dua karakter berlawanan : pembangun vs penghancur.
***
Hhmmm... ternyata tidak hanya butuh karakter yang berlawanan dengan sistem yang ada sekarang (pembangkang, penghancur, pendobrak, pembuat rusuh) untuk mengubah sistem yang bobrok. Masih perlu dua karakter yang lain yang saling koordinasi dan mendukung. Dari hal tersebut saya jadi tau mengapa aksi menentang sebuah sistem yang bobrok hanya angin lalu dan dianggap menjadi fenomena yang biasa dan cenderung gagal.
Setelah tau, siapa saja yang dibutuhkan untuk mengubah sistem yang bobrok yang ada di sekitar kita. Masihkah kita diam, berpangku tangan, pasrah, ikut arus atau .... !!! Bang Widji Thukul dengan lantangnya berteriak " Hanya ada satu kata .... LAWAN !!!
Terakhir mengutip quote menarik dari "Inferno" - nya Dan Brown
---Tempat tergelap di neraka diperuntukkan bagi mereka.
Yang tetap diam.
Disaat krisis moral ---
Trenggalek, 30 April 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar